Jumat, 27 Oktober 2017

Teknik Budidaya Sengon (Albasia)

Hasil gambar untuk albasia
Tanaman sengon (Albazia Falcataria), merupakan tanaman yang termasuk dalam famili Mimosaceae, yaitu keluarga petai–petaian. Di Indonesia sendiri, sengon memiliki beberapa nama daerah, seperti misalnya di Jawa: jeunjing, jeunjing laut (sunda), kalbi, sengon landi, sengon sabrang atau sengon laut (jawa), di Maluku: sikat (Banda), seja (Ambon), tawa (Ternate), serta gosui (Tidore), besiar (Semedo-Banyumas) hehe...
Bagian tanaman sengon yang terpenting adalah kayunya karena mempunyai nilai ekonomi tinggi. Pohon sengon dapat mencapai ketinggian sekitar 30–45 meter dengan diameter batang sekitar 70–80 cm. Berat jenis kayu rata-rata 0,33 dan termasuk kelas awet IV – V. Bentuk batang bulat dan tidak berbanir. Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu, tidak beralur dan tidak mengelupas.
Kayu sengon digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti kemas, peti kas, perabotan rumah tangga, pagar, tangkai dan kotak korek api, pulp, kertas dan lain-lainnya.
Tajuk tanaman sengon berbentuk menyerupai payung dengan rimbun daun yang tidak terlalu lebat. Daun sengon tersusun majemuk menyirip ganda dengan anak daunnya kecil-kecil dan mudah rontok. Warna daun sengon hijau pupus, berfungsi untuk memasak makanan dan sekaligus sebagai penyerap nitrogen dan karbon dioksida dari udara bebas.
Sengon memiliki akar tunggang yang cukup kuat menembus kedalam tanah, akar rambutnya tidak terlalu besar, tidak rimbun dan tidak menonjol kepermukaan tanah. Akar rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen, oleh karena itu tanah disekitar pohon sengon menjadi subur.
Dengan sifat-sifat kelebihan yang dimiliki sengon, maka banyak pohon sengon ditanam ditepi kawasan yang mudah terkena erosi dan menjadi salah satu kebijakan pemerintah melalui DEPHUTBUN untuk menggalakan ‘Sengonisasi’ di sekitar daerah aliran sungai (DAS) di Jawa, Bali dan Sumatra.
Bunga tanaman sengon tersusun dalam bentuk malai berukuran sekitar 0,5 – 1 cm, berwarna putih kekuning-kuningan dan sedikit berbulu. Setiap kuntum bunga mekar terdiri dari bunga jantan dan bunga betina, dengan cara penyerbukan yang dibantu oleh angin atau serangga.
Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis, dan panjangnya sekitar 6 – 12 cm. Setiap polong buah berisi 15 – 30 biji. Bentuk biji mirip perisai kecil dan jika sudah tua biji akan berwarna coklat kehitaman,agak keras, dan berlilin.

Keragaman Manfaat dan Penggunaan Kayu sengon

Pohon sengon merupakan pohon yang serba guna. Dari mulai daun hingga perakarannya dapat dimanfaatkan untuk beragam keperluan.

DAUN

Daun Sengon, sebagaimana famili Mimosaceae lainnya merupakan pakan ternak yang sangat baik dan mengandung protein tinggi. Jenis ternak seperti sapi, kerbau, dfan kambingmenyukai daun sengon tersebut.

PERAKARAN

Sistem perakaran sengon banyak mengandung nodul akar sebagai hasil simbiosis dengan bakteri Rhizobium. Hal ini menguntungkan bagi akar dan sekitarnya. Keberadaan nodul akar dapat membantu porositas tanah dan openyediaan unsur nitrogen dalam tanah. Dengan demikian pohon sengon dapat membuat tanah disekitarnya menjadi lebih subur. Selanjutnya tanah ini dapat ditanami dengan tanaman palawija sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani penggarapnya.

KAYU

Bagian yang memberikan manfaat yang paling besar dari pohon sengon adalah batang kayunya. Dengan harga yang cukup menggiurkan saat ini sengon banyak diusahakan untuk berbagai keperluan dalam bentuk kayu olahan berupa papan papan dengan ukuran tertentu sebagai bahan baku pembuat peti, papan penyekat, pengecoran semen dalam kontruksi, industri korek api, pensil, papan partikel, bahan baku industri pulp kertas dll.

Teknik Budidaya Pohon Sengon

PEMBIBITAN TANAMAN SENGON

a) Benih

Pada umumnya tanaman sengon diperbanyak dengan bijinya. Biji sengon yang dijadikan benih harus terjamin mutunya. Benih yang baik adalah benih yang berasal dari induk tanaman sengon yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun penyakit. Ciri-ciri penampakan benih sengon yang baik sebagai berikut :
  • Kulit bersih berwarna coklat tua
  • Ukuran benih maksimum
  • Tenggelam dalam air ketika benih direndam, dan
  • Bentuk benih masih utuh.
Selain penampakan visual tersebut, juga perlu diperhatikan daya tumbuh dan daya hidupnya, dengan memeriksa kondisi lembaga dan cadangan makanannya dengan mengupas benih tersebut. Jika lembaganya masih utuh dan cukup besar, maka daya tumbuhnya tinggi.

b) Kebutuhan Benih

Jumlah benih sengon yang dibutuhkan untuk luas lahan yang hendak ditanami dapat dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan sederhana berikut :
  • Luas kebun penanaman sengon 1 hektar (panjang= 100 m dan lebar= 100 m)
  • Jarak tanam 3 x 2 meter
  • Satu lubang satu benih sengon
  • Satu kilogram benih berisi 40.000 butir
  • Daya tumbuh 60 %
  • Tingkat kematian selama di persemaian 15 %
Dengan demikian jumlah benih = 100 / 3 x 100/2 x 1 = 1.667 butir. Namun dengan memperhitungkan daya tumbuh dan tingkat kematiannnya, maka secara matematis dibutuhkan 3.705 butir. Sedangkan operasionalnya, untuk kebun seluas satu hektar dengan jarak tanam 3 x 2 meter dibutuhkan benih sengon kira-kira 92,62 gram, atau dibulatkan menjadi 100 gram.

c) Perlakuan benih

Sehubungan dengan biji sengon memiliki kulit yang liat dan tebal serta segera berkecambah apabila dalam keadaan lembab, maka sebelum benih disemaikan , sebaiknya dilakukan treatment guna membangun perkecambahan benih tersebut, yaitu : Benih direndam dalam air panas mendidih (80 C) selama 15 – 30 menit. Setelah itu, benih direndam kembali dalam air dingin sekitar 24 jam, lalu ditiriskan. untuk selanjutnya benih siap untuk disemaikan.

d) Pemilihan Lokasi Persemaian

Keberhasilan persemaian benih sengon ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persemaian sebagai berikut :
  • Lokasi persemaian dipilih tempat yang datar atau dengan derajat kemiringan maksimum 5%
  • Diupayakan memilih lokasi yang memiliki sumber air yang mudah diperoleh sepanjang musim ( dekat dengan mata air, dekat sungai atau dekat persawahan).
  • Kondisi tanahnya gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil, tidak mengandunh tanah liat.
  • Berdekatan dengan kebun penanaman dan jalan angkutan, guna menghindari kerusakan bibit pada waktu pengangkutan.
Untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah besar perlu dibangun persemaian yang didukung dengan sarana dan prasarana pendukung yang memadai, antara lain bangunan persemaian, sarana dan prasarana pendukung, sarana produksi tanaman dll. Selain itu ditunjang dengan ilmu pengetahuan yang cukup diandalkan.

LANGKAH-LANGKAH PENYEMAIAN BENIH SENGON

Terlepas dari kegiatan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung maka langkah-langkah penyemaian benih dapat dibagi benjadi tahap – tahap kegiatan sebagai berikut:

a) Penaburan

Kegiatan penaburan dilakukan dengan maksud untuk memperoleh prosentase kecambah yang maksimal dan menghasilkan kecambah yang sehat. Kualitas kecambah ini akan mendukung terhadap pertumbuhan bibit tanaman, kecambah yang baik akan menghasilkan bibit yang baik pula dan hal ini akan dapat membentuk tegakan yang berkualitas.
Bahan dan alat yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penaburan adalah sebagai berikut :
  • Benih
  • Bedeng tabur/bedeng kecambah
  • Media Tabur, campuran pasir dengan tanah 1 : 1
  • Peralatan penyiraman
  • Tersedianya air yang cukupdan sebagainya.
Teknik pelaksanaan, bedeng tabur dibuat dari bahan kayu/bambu dengan atap rumbia dengan ukuran bak tabur 5 x 1 m ukuran tinggi naungan depan 75 cm belakang 50 cm.. kemudian bedeng tabur disi dengan media tabur setebal 10 cm , usahakan agar media tabur ini bebas dari kotoran/sampah untuk menghindari timbulnya penyakit pada kecambah.
Penaburan benih pada media tabur dilakukan setelah benih mendapat perlakuan guna mempercepat proses berkecambah dan memperoleh prosen kecambah yang maksimal. Penaburaan dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari untuk menghindari terjadinya penguapan yang berlebihan.
Penaburan ini ditempatkan pada larikan yang sudah dibuat sebelumnya, ukuran larikan tabur ini berjara 5 cm antar larikan dengan kedalaman kira – kira 2,0 cm. Usahakan benih tidak saling tumpang tindih agar pertumbuhan kecambah tidak bertumpuk. Setelah kecambah berumur 7 – 10 hari maka kecambah siap untuk dilakukan penyapihan.

b) Penyapihan Bibit

Langkah-langkah kegiatan penyapihan bibit antara lain adalah :
  • Siapkan kantong plastik ukuran 10 x 20 cm, dan dilubangi kecil-kecil sekitar 2 – 4 lubang pada bagian sisi-sisinya.
  • Masukkan media tanam yang berupa campuran tanah subur, pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Jika tanah cukup gembur, jumlah pasir dikurangi.
  • Setelah media tanam tercampur merata, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plasitk setinggi ¾ bagian, barulah kecambah sengon ditanam, setiap kantong diberi satu batang kecambah.
  • Kantong plastik yang telah berisi anakan, diletakkan dibawah para-para yang diberi atap jerami atau daun kelapa, agar tidak langsung tersengat terik matahari.
  • Pada masa pertumbuhan anakan semai sampai pada saat kondisi bibit layak untuk ditanam di lapangan perlu dilakukan pemeliharaan secara intensif.

c) Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan terhadap bibit dipersemaian adalah sebagai berikut :
Penyiraman
Penyiraman yang optimum akan memberikan pertumbuhan yang optimum pada semai / bibit. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari maupun siang hari dengan menggunakan nozle. Selanjutnya pada kondisi tertentu, penyiraman dapat dilakukan lebih banyak dari keadaan normal, yaitu pada saat bibit baru dipindah dari naungan ke areal terbuka dan hari yang panas.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan larutan “gir”. Adapun pembuatan larutan “gir” adalah sebagai berikut :
  • Siapkan drum bekas dan separuh volumenya diisi pupuk kandang.
  • Tambahkan air sampai volumenya ¾ bagian.
  • Tambahkan 15 kg TSP, lalu diaduk rata.
  • Tambahkan 500 gr pupuk.
  • Biarkan selama seminggu dan setelah itu digunakan untuk pemupukan.
  • Dosis pemupukan sebanyak 2 sendok makan per 2 minggu, pada umur 6 bulan, ketika tingginya 70 – 125 cm, bibit siap dipindahkan ke kebun.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya.
Penyiangan
Penyiangan terhadap gulma, dilakukan dengan mencabut satu per satu dan bila perlu dibantu dengan alat pencungkil, namun dilakukan hati –hati agar jangan sampai akar bibit terganggu.

SELEKSI BIBIT

Kegiatan seleksi bibit merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum bibit dimutasikan kelapangan, maksudnya yaitu mengelompokan bibit yang baik dari bibit yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit yang baik merupakan prioritas pertama yang bisa dimutasikan kelapangan untuk ditanam sedangkan bibit yang kurang baik pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan yang lebih intensip guna memacu pertumbuhan bibit sehingga diharapkan pada saat waktu tanam tiba kondisi bibit mempunyai kualitas yang merata.

PENYIAPAN LAHAN BUDIDAYA SENGON

Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyipan lahan digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi dua tahap:
  1. Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan terhadap semak belukar dan padang rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu agar tidak mengganggu ruang tumbuh tanaman.
  2. Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara mencanggkul atau membajak (sesuai dengan kebutuhan).

PENANAMAN SENGON

Jenis kegiatan yang dilakukan berupa :
  • Pembuatan dan pemasangan ajir tanam : Ajir dapat dibuat dari bahan bambu atau kayu dengan ukuran, panjang 0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pemasangangan ajir dimaksudkan untuk memberikan tanda dimana bibit harus ditanam, dengan demikian pemasangan ajir tersebut harus sesuai dengan jarak tanam yang digunakan.
  • Pembuatan lobang tanam. Lobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada ajir yang sudah terpasang.
  • Pengangkutan bibit, ada dua macam pengangkutan bibit yaitu pengankuatan bibit dari lokasi persemaian ketempat penampungan bibit sementara di lapangan (lokasi penanaman), dan pengangkutan bibit dari tempat penampungan sementara ke tempat penanaman.
  • Penanaman bibit, pelaksanaan kegiatan penanaman harus dilakukan secara hati – hati agar bibit tidak rusak dan penempatan bibit pada lobang tanam harus tepat ditengah-tengah serta akar bibit tidak terlipat, hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit selanjutnya.

PEMELIHARAAN TANAMAN SENGON

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan berupa kegiatan :
  • Penyulaman, yaitu penggantian tanaman yang mati atau sakit dengan tanaman yang baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2-4 minggu setelah tanam, penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun pertama (sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak tertinggal dengan tanaman lain, maka dipilih bibit yang baik disertai pemeliharaan yang intensif.
  • Penyiangan. Pada dasarnya kegiatan penyiangan dilakukan untuk membebaskan tanaman pokok dari tanaman penggagu dengancara membersihkan gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman, agar kemampuan kerja akar dalam menyerap unsur hara dapat berjalan secara optimal. Disamping itu tindakan penyiangan juga dimaksudkan untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang biasanya menjadikan rumput atau gulma lain sebagai tempat persembunyiannya, sekaligus untuk memutus daur hidupnya. Penyiangan dilakukan pada tahun-tahun permulaan sejak penanaman agar pertumbuhan tanaman sengon tidak kerdil atau terhambat, selanjutnya pada awal maupun akhir musim penghujan, karena pada waktu itu banyak gulma yang tumbuh.
  • Pendangiran. Pendangiran yaitu usaha mengemburkan tanah disekitar tanaman dengan maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang berguna bagi pertumbuhan tanman.
  • Pemangkasan. Melakukan pemotongan cabang pohon yang tidak berguna (tergantung dari tujuan penanaman).
  • Penjarangan. Penjarangan dillakukan untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih leluasa bagi tanaman sengon yang tinggal. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 2 dan 4 tahun, Penjarangan pertama dilakukan sebesar 25 %, maka banyaknya pohon yang ditebang 332 pohon per hektar, sehingga tanaman yang tersisa sebanyak 1000 batang setiap hektarnya dan penjarangan kedua sebesar 40 % dari pohon yang ada ( 400 pohon/ha ) dan sisanya 600 pohon dalam setiap hektarnya merupakan tegakan sisa yang akan ditebang pada akhir daur. Cara penjarangan dilakukan dengan menebang pohon-pohon sengon menurut sistem “untu walang” (gigi belakang) yaitu : dengan menebang selang satu pohon pada tiap barisan dan lajur penanaman.
Sesuai dengan daur tebang tanaman sengon yang direncanakan yaitu selama 5 tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama lima tahun. Jenis kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan tanaman. Pemeliharaan tahun I sampai dengan tahun ke III kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan dapat berupa kegiatan penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan dan pemangkasan cabang. Pemeliharaan lanjutan berupa kegiatan penjarangan dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dipertahankan, presentasi dan prekuensi penjarangan disesuaikan dengan aturan standar teknis kehutanan yang ada.
Semoga bermanfaat!

Kamis, 26 Oktober 2017

SEGUDANG MANFAAT GULA KRISTAL ORGANIK


Hasil gambar untuk gula semut
Satu lagi produk desa yang memiliki segudang manfaat. Desa Semedo sebagai salah satu desa penghasil gula kelapa, kini telah memproduksi jenis gula dalam bentuk gula semut atau gula kristal. Pada awalnya masyarakat hanya mengolah gula kelapa ini dalam bentuk gula cetak. Saat ini, bahkan sudah mulai dari tahun 2010an hampir semua petani penderes memproduksi gula kristal. 
Apakah Gula Semut itu sehat? Apakah layak menjadi salah satu produk kesehatan yang menjanjikan? Pertanyaan seperti ini mungkin sering muncul, dan ini jawaban yang harus disiapkan ketika ada yang bertanya soal manfaat kesehatan Gula Semut.
Beberapa alasan yang bisa menjadi dasar atas Gula Semut sebagai produk yang sehat antara lain, gula semut selain sangat cocok untuk penambah cita rasa manis baik itu makanan, minuman, atau jamu herbal, selain itu juga gula semut juga aman dikonsumsi bagi penderita diabetes, karena gula semut sangat dianjurkan bagi penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darah yang tinggi.
Penasaran dengan manfaat gula semut? Ingin tahu manfaat yang terkandung dalam gula semut bagi kesehatan? Berikut ini adalah manfaat gula semut bagi kesehatan yang perlu anda ketahui dari kandungan terbaik yang dimilikinya.
1. Thiamin (Vitamin B1)
  • Berfungsi sebagai koenzim dalam metabolisme energi
  • Memperkuat sistem syaraf dan otot,
  • Membantu tubuh membuat dan memakai protein
2. Riboflavin (Vitamin B2)
  • Membantu membentuk sel darah merah
  • Menghasilkan antibodi
  • Bersama enzim menghasilkan energi yang diperlukan oleh tubuh manusia
  • Bersama vitamin A memperbaiki selaput mukosa pada saluran pencernaan
  • Menghambat kerusakan sel pada saat proses produksi energi
  • Memperbaiki sistim kerja jaringan dan saluran pencernaan tubuh
 3. Nicotinic Acid (Vitamin B3)
  • Mencegah dan menghaluskan bekas jerawat,
  • Mencegah sembelit dan wasir.
 4. Pyridoksin (vitamin B6)
  • Metabolisme Protein dan Karbohidrat,
  • Membantu dalam produksi sel-sel darah merah,
  • Membantu sistem imunitas tubuh.
5. Ascorbic Acid
  • Memiliki fungsi Antibiotik
  • Mencegah Rematik, Flu dan Ashma
  • Mencegah Kanker
  • Menciptakan sistem imunitas
  • Memperkokoh tulang dan sendi
  • Bersifat antioksidan dan mampu menangkal radikal bebas.
6. Kalsium
  • Melancarkan peredaran darah
  • Menormalkan Tekanan Darah
  • Menyeimbangkan tingkat keasaman darah
  • Mencegah Osteoporosis (keropos tulang)
  • Mencegah Penyakit Jantung dan menurunkan resiko Kanker Usus
  • Memulihkan gairah Sex yang menurun/ melemah
 7. Niacin
  • Berfungsi sebagai koenzim dalam metabolisme Glukosa, Lemak dan Alkohol
  • Membantu kesehatan kulit, sistem syaraf dan sistem pencernaan
  • Menurunkan kadar kolesterol LDL
  • Meningkatkan fungsi kerja otak
Sumber            : gulaarensemut.blogspot.com

Diedit oleh : kusmono hardi

Rabu, 25 Oktober 2017

Cara membuat pupuk cair organik

Sedulur among tani yang berbahagia,,
Pada kesempatan kali ini izinkan kami berbagi sedikit pengetahuan kami dalam membuat pupuk cair organik untuk menunjang kegiatan pertanian kita. Melalui penggunaan pupuk cair ini selain lebih praktis, juga lebih ramah lingkungan dan lebih cepat diserap oleh tanaman sehingga pertumbuhan atau perkembangan tanaman akan lebih cepat tampak dari pada penggunaan jenis pupuk lainnya.
Ada berbagai macam cara untuk membuat pupuk cair organik.
Semoga cara kami ini sedikit membantu para sahabat tani semua untuk mencobanya di rumah sendiri.
Akirnya semoga tulisan ini dapat menambah pengetahuan kita sekalian dan bermanfaat bagi sahabat semuanya. Tentu saran dan kritik yang membangun sangat kami nantikan guna perbaikan kami ke depan.
Selamat mencoba!

Proses Pembuatan Pupuk Cair Organik

Siapkan alat dan bahan :
1. Daun hijauan 10 kandi, Contoh Daun Sliridia, daun kacang tanah, daun singkong,
    orok2, dll (daun yg warna hijaunya kuat)
2. Pupuk Kandang 10 kandi, bisa bribil kambing, telepong sapi, telepong kerbau, tembelek ayam
3. Akar bambu 2 ikat besar (diameter 20 cm)
4. Tulang sapi atau kerbau, atau kambing, 3 Kg
5. EM4 ½ botol / 1 botol
6. Gula kelapa /tetes tebu 1 kg
7. Tepes 10 kandi
8. Busukan buah 2 kg

Cara Membuat :
ž1. Buat lubang ukutan  p x l x t : 3 m x 3 m x 1 m
ž2. Isi air hampir penuh suapaya air tidak lari di beri terpal atau plastic atau tembok
ž3. Masukkan bahan no 1 – 4 dalam bak air ditambah busukan buah
ž4. No 5 dan 6 dicampur selanjutnya dimasukkan ke dalam bak
ž5. Supaya jangan ada nyampuk masukkan belut atau ikan lele ± 15 ekor

ž6. Setelah 10 hari pupuk sudah bisa dipakai.